Pernikahan Beda Agama (Cinta Terlarang)


Bahasannya lagi heboh-hebohnya di media masa, nikah beda agama yang masih dianggap ilegal di negeri ini, seru juga, mungkin kedengarannya terlalu naif mengatasnamakan cinta sampai berjuang dan menghalalkan banyak cara. Terhadap pernikahan beda agama yang dilegalkan tentu banyak pro dan kontra, karena statusnya masih ilegal artinya bisa dikategorikan cinta terlarang, banyak ya jenis cinta terlarang: cinta beda agama, cinta terhalang adat, cinta tapi selingkuh, cinta sama bayangan mantan.. Halahhhh..


Kenapa disebut cinta terlarang (ilegal), karena memang sudah diluar (melanggar) norma yang udah diatur oleh lingkaran social tempat dua individu tersebut, untuk cakupan yang lebih luas diluar ketetapan undang-undang dasar (konstitusi). Cinta terlarang sangat banyak terjadi diantaranya oleh karena ketidaktahuan, dan yang paling banyak sih udah tahu gak sama tapi tetap aja nekad, katanya atas cinta sejati..yaelah….

Namanya juga manusia yang tinggal bersama mahkluk social lain, kalau masih mau dianggap di lingkaran sosial, setuju gak setuju harus ngikutin norma social yang berlaku, kalau nggak mau ngikutin dan tetap ngelanjutin komitmen ya konsekuensinya anda harus rela diasingkan bahkan dikeluarkan dari lingkaran social, terkesan tak menghargai hak manusia untuk mencintai siapa saja. Terlepas dari itu kembali lagi kita manusia juga punya hubungan dengan mahkluk sosial lain selain pasangan hidup dan keluarga.

Pada awalnya cinta terlarang seperti bukan menjadi masalah yang besar, ujung-ujung setelah semakin menuju langkah hubungan yang serius, yang paling sewot dengan cinta terlarang adalah keluarga, terutama orangtua dan akhir-akhir ini pemerintah mengambil peranannya untuk buat standard pasangan hidup warga negara. Dari sisi hak kemanusiaan saya pribadi termasuk orang yang tidak setuju kalo pernikahan beda agama tidak dilegalkan, tapi jika itu dilegalkan akan banyak dampak (masalah) yang bakal dihadapi pasangan beda agama, bukan mereka saja, bahkan anak-anak atau keturuanannya nanti.

Tapi sebelum melangkah terlalu jauh, coba analisa banyak untung atau ruginya? Bukan terhadap diri saja, tapi juga dampaknya dengan oranglain (walaupun tak terlalu berpengaruh), Dinamika sosial gak cuma ngomong tentang perasaan. Setelah melewati beberapa tahapan relationship, hubungan terlarang bakalan berakhir dengan sulit walaupun mendapat legalitas dari negara, jika sudah berani membangun impian besar hubungan, untuk mengakhirinya tentu akan menjadi kehilangan yang luarbiasa. Halangan-halangan hubungan terlarang bukan semata dari pasangan itu sendiri, tapi keluarga, norma, adat yg jelas-jelas diluar kendali kita, Jikapun saya berada di dalam hubungan terlarang tersebut, terus terang beban saya lama-kelamaan akan semakin berat.

Masalah norma, adat, aturan agama adalah masalah yang biasanya melibatkan banyak pihak. Ini yg buat Pernikahan beda agama begitu rumit. Relationship gak semata tentang perasaan dua manusia, manusia butuh hubungan sosial juga dengan kerumitan dinamika social circlenya, mau gak mau jadi harus ngikutin norm yg ada. Dilema..

Sangat disayangkan memang, dengan banyak upaya membangun relationship tapi bahagianya cuma diawal saja, ujung-ujungnya malah sakit, dengan banyak investasi yang percuma.

Gak sedikit yang saya lihat, tenggelam dengan hubungan terlarang, setelah terikat pernikahan justru semakin nyesal gak bisa lari kemana lagi, akhirnya bercerai atau menghianati komitmen iman. Gak sedikit juga mungkin yang  sudah terlanjur membina hubungan terlarang (diluar norm), tapi rasanya sangat penting menganalisa untung dan ruginya, kalau cinta hanya nambahin masalah, mending pikir-pikir lagi deh, Apapun bisa dilakukan sebelum itu terlambat dan mengikat, membiarkan masalah walaupun merasa sanggup, tapi itu hanya memperumit masalah itu sendiri. 

Orangtua cukup menghantarkan anak menjadi dewasa dan mandiri, tapi gak ada salahnya anak sedikit cerita masalah hubungan ke ortu, termasuk keinginantahuan tentang adat/norm/agama juga. Saya selaku orang batak adalah masyarakat adat, mau gak mau harus ngikutin adat, walaupun udah modern sisihkan waktu mempelajari dan memahami esensi sesuai sudut pandang manusia modern, toh dengan adanya adat/ norm/ agama membuat segala sesuatunya menjadi teratur.

Salah satu alasan kenapa  banyak  yang terlibat hubungan terlarang, karena tidak ketemu dan belum kenal sama banyak diluar sana yang (lebih) pantas untuknya. Salah satu alasan kenapa banyak yang masih berhubungan beda agama/ kultur, karena memang  orang tersebut gak punya waktu untuk kenal orang sepemahaman.

Kesulitan menemukan pasangan bisa karena social circle yg terbatas, dan tak punya banyak alternatif lingkaran social lain, kebanyakan sih ya karena  (dengan sengaja) membatasi pergaulan, temannya itu-itu aja..

Akhir kata, bukan hak saya melarang atau gak setuju dengan hubungan lintas agama  budaya, iman,  tapi cuma mengingatkan saja, mungkin ini bisa menjadi bahan pertimbangan.:  "Hubungan yang punya tujuan dan bertanggungjawab itu lebih baik, daripada hanya mendewakan perasaan dan emosional belaka".


Comments