Cerita Lucu di Gereja

Ini sedikit cerita yang saya amati dan apa yang saya dapat dari gereja, ini bukan sebuah kesaksian ataupun opini anti-gereja, tidak ada bermaksud untuk memojokkan satu sekte, atau organisasi gereja manapun, jikapun nantinya anda tersinggung setelah membaca ini, mending segera menghentikan keingintahuan anda, kalau anda tetap bersikeras untuk membaca, saya sarankan bacalah dan pahamilah alkitab atau kitab suci apapun yang anda percayai selama ini, karena itu dengan membaca dan memahaminya itu justru lebih penting ketimbang membaca blog gak jelas gini hehehehe.

Mungkin bukan aku saja, kadang kamu atau cerita dari teman-temannmu , kalau di Gereja bahkan mungkin di tempat ibadah agama dan kepercayaan lain, banyak sekali hal-hal yang bisa buat "senyum", mungkin inilah alasannya saya gak bosan-bosannya ke Gereja, walau dalam beberapa bulan terakhir, ini lagi agak-agak malasnya...

Gereja sering menjadi tempat orang yang membesar-besarkan masalah sepele, memang tak menggaduhkan suasana, tapi membuat suasana hati tak lagi hangat...


Seperti biasa di setiap minggunya adalah sebuah kebiasaan umat kristiani untuk beribadah, dari masyarakat kelas jelata sampai yang konglomerat, yang pakai sepatu-sendal, pakaian yang modis, sampai pakaian yang tak ada modis-modisnya..Kebaktian minggu sudah menjadi sebuah kewajiban di keluarga kami, karena udah jadi rutinitas seperti ada yang kurang rasanya kalau gak ke gereja, karena sudah jadi kebiasaan sih..

Jikapun aku terlahir bukan dari keluarga non-kristen, atau opung-opung (kakek & nenek , dalam bahasa batak) dulu sudah menganut agama lain, mungkin hampir tak ada bedanya ketaatan, dan kebiasaan beribadah di keluarga kami, bisa jadi Kamu pun mungkin seperti itu, jika terlahir dari agama X yg bukan agamamu sekarang, ketaatanmu akan kultur agama X akan sama kuatnya..

Tapi disini aku bukan ngomongin tentang religius, agama, pencipta atau ajaran, atau apapun segala tetek bengek kultur agama, toh yang kita alami sekarang terbentuk karena kebiasaan..

Seperti biasa gereja dipenuhi banyak orang dengan brbagai jenis manusia, saya duduk paling belakang sambil mengamati keberagamannya. Duduk paling belakang selalu identik dgn org bandel, acapkali membuat gaduh pikiran oranglain untuk mendiskreditkan orang seperti itu. Ya memang diakui, banyak yang berebut duduk dibelakang walaupun tempat duduk di depan masih kosong, setiap org punya kenyamanan masing-masing.

Ibadah dimulai, begitu khusyuk walau agak monoton, karena kebetulan saya memang lebih prepare ibadah di gereja tradisional daripada yg lain-lain. tupun karena memang jadi kebiasaan juga, karena saya dibesarkan sejak kecil oleh keluarga yang ibadah di Gereja Tradisional.


Ntah karena kelupaan non-aktifin handphone, seorang laki-laki paruh baya yang duduk tepat 3 bangku di depan saya, handphonenya berdering kerasnya. Kamu pasti bisa bayangin, gimana reaksi orang di sekitar, yang merasa terganggu bahkan jengkel liat bapak tadi, saya tetap kalem. Ntah jengkel karena terganggu konsentrasinya, atau hanya ikut-ikutan menoleh kebelakang mencari sumber bunyinya "pelaku" dimana. Jika kamu ada di gereja itu, mungkin kamu juga melakukan hal yang sama.

Orang yg duduk di sebelah bapak tadi menatap sinis, sambil tetap melanjutkan bernyanyi mengikuti tata ibadah, sampai semuanya kembali "fokus", setelah menonaktifkan hp-nya suasana pun kembali tenang.

Ibadah kembali khusyuk, sampai pendeta naik ke altar utk memulai khotbahnya, semua kelihatan serius memperhatikan apa yang diucapkan pak pendeta, walaupun beberapa bapak-bapak kelihatan mengantuk, dan hal ini bahkan bisa jadi bahan gossipan mamak-mamak (ibu-ibu)  pas keluar ibadah.

Tanpa diduga ada anak kecil menangis ntah apa sebabnya, padahal si Ibu sudah berusaha untuk mendiamkannya, malah suara si kecil semakin menjadi..


Kebayangkan lihat muka mamak - mamak di Gereja, pada jutek cemberut lihat kejadian itu dan beberapa anak muda merasa terganggu, dan berguman ketidaksenangan akan hal itu. Suasana sedikit ricuh, ditambah banyaknya suara " ssssst, sssst, sssst, sssst,..." malah membuat suasana semakin riuh. 

Padahal gak harus sssst sprt itu, suasana pun sebenarnya bisa kembali tenang, tapi setiap orang merasa berhak melakukannya karena merasa konsentrasinya "paling" diganggu. Saya kadang bingung sendiri melihat konsep ibadah seseorang, yg ngerasa dirinya yang paling khusyuk ibadah.. Oranglain yang punya tujuan sama bahkan dianggap mengganggu, sekalipun hal itu disengaja maupun tidak disengaja. Sedikit saya mengamati fenomena tadi, bukan membenarkan apalagi menyalahkan, masalah itu kembali kepribadi masing-masing.

Itu hanya sebahagian contoh kecil, yang kasat mata, bahkan kamu sendiri bisa jadi merasa gak nyaman beribadah. Bahkan dengan gamblang bilang, "karena kau jadi berdosa aku"..Saya gak tahu jelas apa itu dosa (sebenarnya), yang saya tahu apa yang kamu lakukan itu atas dasar kehendakmu, persetan itu karna godaan iblis.

Sering melihat, orang yang bersikap merasa lebih superior atas orang lain, baik dari tata ibadahnya, kereligusannya, dan bukanlah menjadi masalah saya juga :))
Biarlah itu menjadi urusannya masing-masing.
Tak jadi masalah dimana gerejamu, sekte apapun itu, siapapun pengkhotbahnya, siapapun orang yang beribadah disitu. Tujuanya ibadah adalah ........(isi aja sendiri)...........



Comments