Orangtua Juga Manusia

Orangtua gak selamanya benar, mereka juga manusia juga, karena mereka orangtua bukan berartu tidak pernah  salah, bahkan mengenai pandangan, antara anak dan orantua bisa saja tidak sepaham, sering masalah seperti ini menimbulkan konflik..

Konflik orangtua dan anak, memang ga akan bisa dihindari, ini merupakan proses kehidupan yang harus setiap orang lewati. Konflik orangtua dan anak gak ada bedanya seperti konflik antara dua manusia kebanyakan, yang bedain cuma bungkus status "hubungan darah". Manusia gak luput dari kesalahan, sama seperti orangtua juga bisa salah, anak juga bisa salah, siapa aja bisa salah, tapi ntah kenapa selalu saja orangtua ngerasa statusnya lebih tinggi, jadi ngerasa yang paling bener, Orangtua selalu ngerasa bener dan berhak untuk sesukanya kepada anak, karena memang norma yang sudah kita anut, bahwa suatu keharusan anak "menghormati orangtua", Karena norm seperti itu, ada orangtua yang lupa kalo tugasnya mereka itu cukup membesarkan, membimbing anaknya untuk menjadi manusia, bukannya mengontrol penuh, memaksakan cita-citanya kepada anak.


Anak-anak pada kemakan tahayul, dan dongeng, yang isinya: Anak yang gak nurut sama orangtuanya akan dicap durhaka, dikutuk.., makanya ada sebuah ketakutan ketika gak menurutin kemauan orangtua, dan gak jarang beberapa orangtua begitu gampangnya ngutuk/menghukum anak, dengan alasan karena si anak gak nurut, selalu menentang kemauannya atau gak sepaham. Menghukum anak, mengutuk anak Ingat, orangtua ga selalu benar, jadi jangan selalu turuti keinginannya supaya, mereka gak jadi orangtua yang gagal tanda-tanda kegagalan orangtua dalam membimbing anak, anak = hasil ortu. Ingat, orangtua ga selalu benar, jadi jangan selalu turuti keinginannya supaya, mereka gak jadi orangtua yang gagal. 




Kenapa anak salah? Karena ortunya gak didik dengan bener, kan mereka udah dikasih tanggung jawab buat ngedidik anak. Kesalahan apapun yang dilakukan anak, orangtua harus bertanggungawab, karena gagal membuat anak jadi manusia yang bertanggung jawab. Cara mendidik seperti apa itu dengan menghukum? Ortunya yang gak punya waktu untuk meminimalisir kesalahan anak, makanya main hukum-hukum aja. Orangtua yang bijak membesarkan anak, memberi pendidikan, berharap anaknya cerdas dan jadi manusia mandiri yang punya prinsip, bukan menghasilkan anak robot, yang bisa dikontrol setiap saat.

Makanya menjadi keinginan besar beberapa ortu menyarankan anaknya untuk "lepas dari tanggungan ortunya (keluar dari rumah dan meninggalkan fasilititas yang diberikan ortu, hidup mandiri", setidaknya itu menjadi pelajaran buat anak membangun dirinya sebagai manusia seutuhnya, akan dari itu setidaknya menjadi gambaran keberhasilan ortu.
Sebaliknya, akan menjadi kegagalan bagi ortu, ketika anaknya hidup susah, melarat, ya minimal gak jadi lebih baik dari mereka. Untuk menutupi tanda-tanda kegagalannya, orangtua sebisa mungkin menutupi kekurangan anaknya, ngebantuin/nyekokin anaknya sampe nikah, bahkan ada yang sampai punya anak. 

Anyway, jangan nyalahin orangtua melulu, anak yang selalu dicampurin urusan pribadinya apalagi udah nikah, adalah produk gagal. Udah gede masih dicekokin, artinya ortu gagal menjadikan anaknya menjadi mandiri dan dewasa, bertanggungjawab untuk kebahagiaan sendiri. Agar ortu ga gagal menjalankan tugasnya, anak harus bantu ortu menjadikan dirinya dewasa, punya prinsip dan bertanggungjawab sama diri sendiri.

Secara insting, ortu akan tetap nyampurin urusan anaknya sekalipun sudah nikah, karena si anak masih dianggap belum jadi MANUSIA, Kalau si Anak udah jd manusia, ortu ga akan nyampurin lagi, krn udah nganggap anaknya setara dengan dirinya, ortu santai nikmati sisa hidup.Anak yang udah dianggap cukup mandiri, bertanggungjawab, dan cakap. Gak akan dicampuri lagi urusannya, tugas ortu tinggal menasehati. 

Di Barat ada banyak dokter anak, psikiater, yang bener-bener memahami psikologi anak, dan orangtua yang care sama perkembangan kejiwaan anak. Ada klub orangtua, yang sharing mengkonsultasikan perkembangan anak, di Indonesia malah banggain anaknya n nutupin kejelekan. Orangtua pada sok pintar dan gak mau konsultasi masalah anak, dikira tugas orangtua cuma membesarkan tanpa peduli perkembangan jiwa. Gak semua ortu sama, ada yang merasa pengen tahu gimana caranya memperlakukan anak, ada yang taunya cuma sayang, gendong, nyekolahin, menghukum. Kalo nangis tinggal suruh diam, kalo sayang nurutin maunya, kalau salah tinggal hukum, kalo bandel tinggal marahin.. Duh..

Anak dari kecil, beranjak dewasa, sampai dewasa membutuhkan proses, gak terjadi begitu aja. Proses untuk itu yang harus dipahami, Salut lihat anak di barat yang ngerasa mandiri malah enggan tinggal di rumah orangtunya, lebih milih nyari tempat tinggal sendiri di apartemen, Masalah seks di juga gak diatur-atur, karena anak dianggap udah cukup dewasa untuk menjaga dirinya, kalau di Indo ya jelas belum siap. Ortu di barat lebih demokratis, di Indo mungkin tidak sedikit ortu lebih bersifat otoriter, sampai ngurusin anak mau jadi apa, pasangannya maunya apa. Ga sedikit anak yang dipatahkan cita2nya, diatur-atur jodohnya sama siapa, padahal si anak punya keinginan yg lain.
  • Dari kecil anak dicekokin mau jadi apa? "dokter ya, polisi ya, pilot ya, guru ya" eh pas anak udah gede, jadi perawat aja lah kau ya nak..
  • Banyak ortu yang ngeluh anaknya pacaran sama beda agama, salah siapa gak ngasi pemahaman sama anak sebelum semuanya terjadi?
  • Banyak ortu yang ngeluh sama anaknya karena nikah beda suku, salah siapa gak mengarahkan anaknya memasuki lingkaran kesukuan?
  • Banyak ortu yang ngeluh anaknya hamil duluan (MBA), karena gak ngasi pemahaman tentang penting memahami diri (pendidikan seks)
  • Gak semua ortu bisa jadi sahabat yang baik buat anaknya, karena lebih sering menganggap posisinya sangat lebih tinggi dari anak.
Pahami, Kita sbg anakmuda yang mikir, bukanlah produk gagal dari ortu yang gagal, bantu diri kita agar ortu tidak menjadi ortu yang gagal, Wahai para orangtua, bantu anak-anakmu untuk mewujudkan impiannya, bukan impianmu, Kedurhakaan anakmu adalah kegagalanmu, bantu nasehati kami anakmu untuk memahami, bahwa kami juga akan sepertimu untuk anak kami nanti, 

Finally, bantulah diri kita jadi lebih baik untuk orangtua kita, membuktikan bahwa mereka tidak gagal sebagai orangtua. Make Our Parents Proud. #SuaraAnakMuda
 

Comments